Gagasan- gagasan cemerlang yang jika dikaitkan dengan sudut
pandang estetika pastilah berkaitan dengan pencerapan-pencerapan makna yang
dapat dituangkan ke dalam suatu hubungan interpersonal antara hasil karya cipta
dengan para penikmatnya, sebut saja ketika suatu karya puisi diciptakan, atau
bentuk ruang bangun dalam seni rupa, misalnya. Dalam kehadirannya yang sunyi
beberapa hal memang masih terkandung di ranah hening pikiran si penciptanya dan
media pikirannya sendiri yang merasakan hubungan kedekatan tersebut.
Ketika suatu karya disajikan ke tengah
masyarakat sebagai sasaran utama, kecuali hasil karya tersebut dibuat untuk
konsumsi pribadi yang tidak memerlukan persepsi publik selain dari si empunya
sebagai ‘peraji’ yang melahirkannya ke dunia ini, pikirannya memang yang
mengandung semua itu, terlebih ketika berhadapan dengan dunia nyata. Justru
seharusnya, dunia nyata itu, ia adalah media tempat tumbuh kembangnya gagasan
yang memerlukan tempaan lebih dari sekedar tanah gembur dan subur untuk
mencengkramkan akar-akar ide itu ke dalam pikiran dan cecapan para penikmatnya.
Ketika gagasan merubah dirinya men-jadi sesuatu yang dapat dilihat, dirasa, diraba, atau dinikmati, maka ia sudah menjadi sebuah produk kreatif, dari gagasan itu sendiri setelah melalui proses pergumulan batin yang melelahkan. Gagasan jika dilihat dari sudut pandangan estetik adalah suatu ide kreatif imajinatif gagasan yang berjalan di atas benang-benang keindahan yang saling menjalin membentuk sebuah guratan estetis di dalamnya.
Dikatakan relatif karena indah atau tidak, estetis atau tidak estetis suatu karya itu memang benar-benar tergantung dari sudut pandang si penikmat atau penggunanya sebagai sasaran dari produk kreatif itu. Bisa saja, bentuk yang abstrak atau kata dan kalimat yang tak beraturan memiliki kenikmatan dan maknanya tersendiri, tergantung bagaimana cara si penikmat menghayati hasil karya itu. ‘Menggugah kesadaran estetik’ seseorang adalah cara lain gagasan merealisasikan dirinya dalam bentuknya yang halus dan hampir selalu luput dari pandangan mata yang tidak jeli menangkap ide-ide gagasan dari sebuah rasa estetik yang memang ‘sengaja’ disembunyikan dari si penciptanya.