Istilah “merasa senang” mungkin kurang spesifik. Bisa juga
dikatakan “merasa nyaman”. Mengapa saat berdekatan dengan pasangan kita merasa
begitu senang, tenang, dan bahagia?? Mengapa ketika bersentuhan dengan orang
yang dicintai kita merasakan sesuatu yang nyaman- suatu perasaan senang yang
tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata?
Ada kalimat yang sangat terkenal dalam film 30 hari mencari
cinta. Bryan, salah satu tokoh dalam film itu, mengatakan, “ hubungan emosi
akan lebih kuat kalau disertai dengan hubungan fisik”.
Terlepas dari interpretasi mengenai apa yang disebut dengan
“hubungan fisik” dalam dialog itu, sentuhan tangan antar kekasih – yang sudah
dapat disebut hubungan fisik- memang mampu member rasa nyaman yang mempererat
hubungan emosi pasangan.
Kkembali ke pertanyaan sebelumnya, mengapa orang merasa
nyaman dan senang ketika berdekatan dan bersentuhan dengan orang yang dicintainya?
Para peneliti di universitas Collage of London menghabiskan
banyak waktu untuk mencari jawabannya. Mereka merekrut sejumlah sukarelawan
untuk melakukan serangkaian tes menggunakan alat pendeteksi guna mengetahui
sejauh mana otak merespons sesuatu dalam kaitan dengan obyek yang disukai atau
dicintai.
Para sukarelawan kemudian dihadapkan pada dua foto yang
diberi secara bertahap. Foto pertamaadalah foto orang yang dicintai (pasangan
atau mantan pasangan), sedang foto kedua hanya orang yang mereka kenal (kawan,
tetangga, atau semacamnya). Apa yang terjadi??
Dr. Andreas Bartels, salah satu peneliti, mengatakan bahwa
ketika orang dihadapkan pada foto atau gambar sosok yang dicintai, tubuhnya
akan melakukan dua aktifitas berbeda secara bersamaan di dalam otak, yang tidak
terjadi ketika dihadapkan pada gambar atau foto yang lain.
Kedua aktivitas itu terjadi dibagian otak yang disebut
“insula” bagian otak yang berhubungan dengan “perasaan mendalam” dan “anterior
cinguli” bagian otak yang berhubungan dengan perasaan senang, euphoria, atau
gembira berlebihan. Dari situlah muncul perasaan senang ketika berdekatan
dengan orang yang dicintai.
Lalu, dari mana muncul rasa nyaman ketika bersentuhan dengan
orang yang dicintai? Dari feromon yang dikeluarkan tubuh. Ketika kita
berdekatan (apalagi bersentuhan) dengan orang yang dicintai, masing-masing
tubuh aktif memproduksi feromon yang kemudian memicu rasa senang (nyaman) bagi
keduanya. Kita memproduksi zat tersebut dan membuat pasangan merasa nyaman,
sementara pasangan juga memproduksi zat tersebut dan membuat kita merasakan
rasa senang yang mendalam. Karena itulah kita dan pasangan merasakan
“ketergantungan” terhadap satu sama lain.
Cinta memang saling member dan menerima, kan? Bahkan untuk
hal-hal yang barangkali tidak dapat kita saksikan .